Andri a.k.a Latoex hasn't been becoming An Editor in Chief yet.
His ex-position has taken over by Ayu Nurhayati (Pend. Akuntansi 2006).
Andri is the real journalist now.
DENGARLAH LAGU-LAGU PERJUANGAN
Kinerja kepengurusan Organisasi Pemerintahan Mahasiswa (Opmawa) telah sejalan dengan Fakultas Ekonomi. Setidaknya, itulah pernyataan Drs. Henry Eryanto, MM, selaku Pembantu Dekan III FE UNJ bidang kemahasiswaan.
Opmawa seperti HMJ Ekonomi dan Administrasi, HMJ Manajemen, HMJ Akuntansi dan BEM FE saat ini baru berusia tiga tahun. Usia yang sesingkat itu memang masih banyak yang perlu dipelajari.
Pengkaderan opmawa FE UNJ cukup bagus. Selalu saja banyak mahasiswa yang berduyun-duyun untuk menjadi anggotanya. Tak peduli buat cari pengalaman, menambah teman, atau sekadar tempat nongkrong.
Opmawa dan ormawa FE UNJ berlokasi di gedung L. Selain tiga HMJ Fakultas Ekonomi, disana juga terdapat Badan Semi Otonom (BSO) Al Iqtishodi, BSO Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) dan EconoChannel. Semua opmawa dan ormawa tadi setidaknya bisa bisa bekerja sama dengan baik.
Opmawa bukan organisasi keagamaan. Tetapi beberapa opmawa yang sudah mengarah kesana. Opmawa tersebut cukup sering memutar lagu-lagu Islami. Mereka menyebutnya lagu-lagu perjuangan. Tidak ada maksud untuk menjelekkan lagu tersebut. Bukan juga perbedaan selera lagu. Tetapi perlu diketahui, Gedung L bukan kumpulan organisasi keagaaman. Tidak sepatutnya mereka memutar lagu-lagu tersebut, apalagi sampai menggema keseluruh ruangan. Hal ini cenderung mengarah Suku Agama dan Ras (SARA).
Bahkan, ketika MPA September lalu, hegemoni mereka berlanjut. Semua mahasiswi muslim dihimbau untuk menggunakan kerudung oleh panitia. Ketika ditanyakan kepada salah satu sie acara MPA, mereka hanya menjalankan Standard Operating Procedure (SOP) opmawa penyelenggara proker MPA. Memang ketika itu suasananya masih bulan Ramadhan. Tetapi yang namanya mahasiswi baru tetap saja menurut meskipun cuma sebuah himbauan. Daripada nantinya dihukum. Sepertinya pihak eksekutif mahasiswa ingin menyamaratakan semua mahasiswa.
Tanpa sadar mereka hampir menepikan hak asasi manusia. Mengutamakan kepentingan golongan. Pesantren ala eksekutif mahasiswa pun sudah tidak terelakan lagi. Atau melihat bendera negara selain merah putih pun dapat ditemukan almamater mereka. Itulah sebagian potret absurditas opmawa.
Music is everything. It can declare and make an emotion. It can make a friendship. It also can make hostility. It can change everything.
Concert is one of live music show. Everyone goes there to see his/her idol musician. The musician plays favorite songs to dedicate for fans. They have got a great skill. They show a best performance. ‘Real sing’ or lip sing, they keep console fans.
Audiens were cozenage. They were tricked by artists, musicians, and crews. Crews forced musician to perform ‘like’ sing. They were lip sing. They tricked his fans.
Ekspresi mahasiswa yg mw kuliah malam..tp dy mw ke masjid..mw sholat magrib dulu
Saat ini Fakultas Ekonomi sudah berusia tiga tahun. Dalam usia yang masih terlalu dini, tentu banyak hal yang sedang dipelajari. Fakultas Ekonomi UNJ memang mampu menjual produknya dengan baik. Manajemen menjadi program studi paling diminati di UNJ ketika Ujian Masuk Bersama (UMB) 2008. Untuk Penerimaan Mahasiswa Baru (Penmaba) 2008, Fakultas Ekonomi berhasil menjual habis formulir.
Jumlah mahasiswa yang diterima dengan kapasitas sarana dan prasarana yang tidak seimbang, membuat setiap ketua program studi yang ada di Fakultas Ekonomi UNJ harus berpikir keras untuk menentukan jadual perkuliahan. Semenjak diperbolehkannya universitas negeri untuk menyelenggarakan ujian lokal, jumlah mahasiswa non-reguler membludak. Bahkan di FE UNJ, mahasiswa non-reguler disinyalir lebih banyak ketimbang mahasiswa reguler.
Imbas dari ketidakseimbangan tadi, ada mahasiswa reguler yang harus menjalani kuliah malam untuk semester ganjil 2008. Hal ini dialami oleh mahasiswa program studi S1 Manajemen angkatan 2005 dan 2006. Untuk 2006, kuliah termalam 'hanya' sampai pukul 19.20 WIB. Hal yang lebih buruk dialami angkatan 2005. Mereka harus menjalani kuliah sampai pukul 22.00. Sekali lagi, mereka adalah mahasiswa reguler yang diterima melalui PMDK dan SPMB (sekarang SNMPTN).
Lihat apa kemungkinannya, bukan hanya apa yang ada
Jam kuliah sampai pukul sepuluh malam tentu akan menimbulkan stigma dimata pihak eksternal Fakultas Ekonomi. Apalagi kuliah malam dialami oleh mahasiswa reguler. Hal ini jelas menandakan bahwa pihak Fakultas Ekonomi belum siap mengadakan kegiatan perkuliahan.
Dalam perayaan hari lahirnya yang ke-3 Fakultas Ekonomi UNJ, pihak penyelenggara Economics Expo 2008 mengusung tema Membangun Kepuasan Stakeholder Melalui Peningkatan Standar Kualitas Pelanggan. Bagaimana bisa memuaskan stakeholder kalau pihak fakultas belum bisa mematuhi peraturan Dikti Depdiknas. Anda pasti tahu kalau mahasiswa non-reguler dapat menyelenggrakan kegiatan perkuliahan setelah mahasiswa reguler selesai. Nampaknya FE terlalu bermimpi untuk memuaskan stakeholder kalau calon output diperlakukan demikian. Seorang penjual yang baik, pasti akan memelihara produknya agar laku di pasaran. Sebuah universitas yaang baik pasti akan memlihara mahasiswanya agar berguna bagi perusahaan pada khususnya dan bagi bangsa pada umumnya.
Fakultas besar melatih diri mereka untuk melihat bukan hanya apa yang ada, tetapi apa kemungkinannya. Menghargai mahasiswa setinggi-tingginya akan mengubah mereka menjadi mahasiswa besar yang tetap. Memberikan penghargaan rendah kepada mahasiswa mengakibatkan mereka beralih ke tempat lain. Janganlah memandang sesuatu sebagaimana adanya, tetapi pandanglah kemungkinan-kemungkinannya.